Scroll untuk membaca artikel
Pemprov Lampung

ICD 2017, Saatnya Kopi Lampung Mendunia

0
×

ICD 2017, Saatnya Kopi Lampung Mendunia

Share this article
ICD 2017, Saatnya Kopi Lampung Mendunia
ICD 2017, Saatnya Kopi Lampung Mendunia

radartvnews.com – International Coffee Day 2017 (ICD 2017) merupakan momentum untuk menjadikan kopi Lampung dikenal di seluruh dunia. Hal itu akan menjaga kelestarian kopi terutama berdampak pada meningkatnya pendapatan pelaku utama dan usaha di bisnis ini.

Demikian penjelasan Gubernur Lampung M. Ridho Ficardo melalui Asisten Ekonomi dan Pembangunan Adeham di perkebunan PT Nestle, Talangpadang, Tanggamus pada acara wisata kebun kopi dalam rangka ICD 2017.

“Saya berkeyakinan penyelenggaraan even ini membuat kopi di Indonesia, terkhusus Lampung menjadi lebih dikenal. Juga memberikan efek positif bagi pengembangan bisnis kopi di sektor hilir,” tandas Adeham.

Menurut dia, selama ini komoditas kopi di Lampung berperan penting meningkatkan ekonomi masyarakat terutama PDRB (pendapatan domestik regional bruto). Karenanya merupakan tanggung jawab bersama untuk menjayakan kopi Lampung.

Untuk itu, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung telah melakukan berbagai upaya. Seperti memberi pemahaman tata kelola kopi, mengedukasi petani melalui program intensifikasi, peremajaan, dan rehabilitasi tanaman. Semuanya bertujan meningkatkan produksi dan produktivitas.

Pemprov juga memfasilitasi petani kopi untuk memperoleh sertifikat indikasi geografis yang diberikan kepada masyarakat indikasi geografis kopi robusta Lampung pada 31 Agustus 2014. Ini mencakup wilayah Kabupaten Lampung Barat, Tanggamus, dan Waykanan untuk menggunakan trademark kopi robusta Lampung.

“Upaya tersebut secara nyata mampu mendongkrak peningkatan produksi dan peningkatan kualitas hasil. Sehingga membuat kopi robusta di Provinsi Lampung memiliki kualitas tinggi,” bebernya.

Luas perkebunan kopi di Lampung sekarang mencapai 160 ribu hektare (ha) atau 12,97 persen dari total luas areal kopi nasional yang mencapai 1,24 juta ha. Tersebar di Kabupaten Lampung Barat, Tanggamus, Lampung Utara, Pesisir Barat, Lampung Utara, dan Waykanan. Hasil produksi sebagian diekspor ke beberapa negara Eropa, Jepang, Timur Tengah, dan Australia.

“Sementara ada 147 ribu kepala keluarga (KK) petani yang menggantungkan hidup dari perkebunan kopi. Mereka mampu menghasilkan produksi hingga 120 ribu ton per tahun,” imbuhnya.

Direktur Industri Minuman, Hasil Tembakau dan Bahan Penyegar Kementerian Perindustrian Willem Petrus Riwu mengapresiasi Pemprov Lampung yang berkomitmen dalam meningkatkan produksi kopi di Indonesia. “Kegiatan ini (ICD 2017) adalah bentuk konkretnya,” pujinya.

Dia menyatakan Lampung merupakan penghasil kopi robusta terbesar di Indonesia. Dari produksi nasional, 72 persen adalah kopi robusta dari provinsi ini.

Direktur Legal and Corporate Affairs PT Nestle Indonesia, Debora Tjandrakusuma menambahkan, dalam menghasilkan produk kopi berkualitas, PT Nestle sangat bergantung pada pasokan bahan baku biji kopi yang dihasilkan petani di Lampung. (rls)