Scroll untuk membaca artikel
BandarlampungPemprov LampungPeristiwa

Lampung Surplus Neraca Perdagangan Luar Negeri

0
×

Lampung Surplus Neraca Perdagangan Luar Negeri

Share this article

radartvnews.com— Neraca perdagangan luar negeri Provinsi Lampung pada Januari 2018 surplus, menyusul ekpspor lebih besar dari nilai impor.

“Neraca perdagangan Lampung itu surplus US$77,21 juta,” kata Kepala Bidang Statistik Distribusi BPS Provinsi Lampung Bambang Widjonarko, di Bandarlampung, Sabtu (17/1/2018).
Ia menyebutkan, surplus neraca perdagangan Januari 2018 Provinsi Lampung diperoleh dari negara yang tergabung dalam Uni Eropa dan negara lain di luar lima negara utama, serta ASEAN.
Menurutnya, lima negara utama itu, yakni Amerika Serikat, Uni Emirat Arab, Australia, Tiongkok, dan Argentina.
Ia mengatakan, ekspor ke negara Uni Eropa sebesar US$38, 23 juta, sedangkan ekspor ke negara utama dan ASEAN senilai US$149,32 juta.
Sementara itu, nilai ekspor Provinsi Lampung pada Januari 2018 mencapai US$309,14 juta atau naik 8,36 persen dibandingkan ekspor Desember 2017.
“Nilai ekspor Januari 2018 ini jika dibandingkan dengan Januari 2017 mengalami penurunan sebesar 14,14 persen,” katanya.
Peningkatan ekspor Januari 2018 terhadap Desember 2017 terjadi pada empat golongan barang utama yaitu ampas/sisa industri makanan naik 64,01 persen, bubur kayu/pulp naik 34,22 persen.
Kemudian, lemak dan minyak hewan nabati naik 19,11 persen, dan batu bara naik 7,80 persen. Adapun satu golongan barang utama lainnya yaitu kopi, teh dan rempah-rempah mengalami penurunan sebesar 31,23 persen.
Bambang menjelaskan, untuk nilai impor Provinsi Lampung Januari 2018 mencapai US$231,93 juta atau naik 1,19 persen dibanding Desember 2017.
Bambang menambahkan, dari lima golongan barang impor utama pada Januari 2018, tiga di antaranya mengalami peningkatan, yaitu masing-masing mesin-mesin/pesawat mekanik naik 233,09 persen, ampas/sisa industri makanan naik 44,37 persen. Selanjutnya, pupuk naik 17,64 persen. Adapun dua golongan barang impor utama yang mengalami penurunan masing-masing adalah binatang hidup turun 50,68 persen, dan gula dan kembang gula turun 35,34 persen. (Tim)