Utama

Kemarau Panjang, Picu Banyak Buaya Muncul Di Aliran Sungai di Lampung

802
KORBAN BUAYA : Sami (56) mengalami luka-luka usai diserang buaya saat mencuci pakaian di Way Semaka, Tanggamus. (Foto Radar TV)

DALAM kurun waktu 2×24 jam, terdapat dua laporan kemunculan buaya di sejumlah sungai di Kabupaten Tanggamus dan Pringsewu. Bahkan satu buaya di Way (sungai,Red) Semaka sempat menggigit warga yang sedang mencuci pakaian di atas rakit.

Korbannya adalah Sami, warga Dusun 3 RT 10 Pekon Sudimoro Bangun Kecamatan Semaka Tanggamus. Ibu rumah tangga berusia 52 tahun ini nyaris kehilangan nyawa saat diterkam diseret masuk ke dalam sungai oleh buaya saat mencuci, pada Selasa 26 September 2023.

”Awalnya buaya nyambar tangan saya, terus ditarik ke dalam air. Saya berontak, gigitan di tangan lepas. Tapi buaya langsung gigit kaki, dan terus diseret masuk dalam sungai,”  ujar Sami di kediamanya.

Di waktu bersamaan, seorang pekerja mengetahui dan langsung menolong korban. Sempat terjadi tarik menarik tubuh korban. Akhirnya, Sami berhasil diselamatkan oleh Selamet.

”Saya spontan nolong, lihat dari jauh ada orang tenggelam. Memang sepertinya kok berat, pas narik badannya, gak tahu kalau lagi tarik-tarikan sama buaya,” ujar Selamet.

Akibat gigitan buaya, korban mengalami luka robek di kaki kiri sebelah kanan, pergelangan tangan hingga telapak tangan kanan dan telapak tangan kiri.

Buaya Di Way Sekampung

Kemunculan buaya juga terjadi di aliran Way Sekampung, Kabupaten Pringsewu.  Yakni di Pekon Panggungrejo, Kecamatan Sukoharjo, dan Pekon Mataram, Kecamatan Gadingrejo, Pringsewu, pada Senin 25 September 2023.

Artinya di aliran Way Sekampung ini ada sedikitnya dua ekor buaya yang terpantau warga. Seekor buaya berukuran sekitar satu meter tepergok pemancing sedang berjemur di dekat gubuk pinggi sungai.

Baru beberapa detik diamati, buaya merasa terusik sehingga langsung masuk sungai. Beberapa hari sebelumnya, Ratmin, warga Panggungrejo pinggir Way Sekampung sudah mengetahui beberapa buaya muncul di alur menikung sebelah barat jembatan.

”Buaya muncul siang dan sore. Warga sudah diperingati dan sekarang tidak berani mandi atau mencuci,” ujar Ratmin.

Begitu juga dengan warga yang hobi mincing sudah tak Nampak di Way Sekampung. Mereka mengaku takut dan lebih memilih aman. Sejumlah pemancing pernah melihat buaya ukuran sedang dan anakan. ”Biasanya sekitar bawah jembatan Way Sekampung ramai, kini mendadak sepi pemancing,” sambung Darminto.

Pemilik kebun cabai pinggir di tepi Way Sekampung, mengetahui kemunculan buaya beberapa hari terakhir. Ia juga merasa khawatir atau waswas terhadap serangan buaya. Apalagi kebun cabai dan sayuran memang menyedot air sungai setiap pekan.

”Buaya itu pandai kamuflase, bersembunyi di rerimbunan semak-semak dan tiba-tiba menyerang,” sambungnya. (*)

 

Exit mobile version