BANDAR LAMPUNG : Banyak masyarakat bertanya-tanya, mengapa seseorang yang sudah vaksin masih bisa terinfeksi Covid-19 varian Omicron?
Apakah ini berarti vaksinnya sia-sia?
Sebagian besar kasus varian Omicron memang menyerang orang yang telah mendapatkan vaksinasi lengkap. Yakni vaksin tahap 1 dan 2, plus vaksin booster atau vaksin penguat.
Namun, ini bukan berarti orang yang telah divaksin menjadi lebih rentan terhadap varian Omicron, tetapi orang yang sudah divaksin jumlahnya lebih banyak dari orang yang belum divaksin.
Faktanya, perlu diketahui kebanyakan pasien dirawat di rumah sakit akibat varian Omicron ternyata merupakan orang-orang yang belum divaksin.
Orang yang belum divaksin dan dirawat di rumah sakit jumlahnya enam kali lipat lebih banyak dibandingkan orang yang sudah mendapatkan vaksin.
Fakta lainnya menunjukkan bahwa vaksin mampu mengurangi keparahan gejala Covid-19 yang diderita pasien.
Pasien yang sudah mendapatkan vaksin umumnya hanya mengalami gejala ringan atau bahkan tidak bergejala.
Data World Health Organization (WHO), bahwa tingkat mortalitas atau kematian akibat Covid-19 tetap stabil dan tetap meningkat.
Tingkat mortalitasnya tetap tinggi pada negara-negara dengan tingkat vaksinasi rendah.
Apa yang harus dilakukan untuk mencegah penularan Omicron? Dilansir dari WHO, terdapat sejumlah langkah utama mencegah penyebaran Covid-19 varian Omicron.
- Vaksinasi lengkap (1,2 dan booster)
- Menggunakan masker
- Ventilasi baik pada ruangan tertutup
- Menerapkan protokol kesehatan dengan ketat
Mengapa Infeksi Covid-19 varian Omicron terus meningkat ?
Para ahli memperkirakan, puncak infeksi varian ini akan terjadi di bulan Februari.
Varian ini membuat banyak orang takut karena orang yang sudah vaksin bisa kena Omicron. Covid-19 varian Omicron Omicron adalah varian terbaru dari virus SARS-CoV-2.
Varian ini memiliki kemampuan untuk menempel pada sel manusia lebih cepat, bahkan varian ini bisa menginfeksi orang yang sudah mendapatkan dosis vaksin penuh.
Omicron telah menyebabkan kasus infeksi Covid-19 di berbagai negara kembali meningkat secara signifikan.
Varian ini menyebar dengan sangat cepat, namun, tingkat kematiannya memang tidak signifikan.
Terdapat kasus kematian dan angkanya meningkat pada negara-negara dengan tingkat vaksinasi yang rendah. (tim)