Scroll untuk membaca artikel
Hukum dan KriminalPeristiwa

Satu Mahasiswa Gugur, Setop Represif!

6
×

Satu Mahasiswa Gugur, Setop Represif!

Share this article

Radartvnews.com – Aksi Kamisan Lampung kembali digelar Kamis siang. Para penggiat Hak Asasi Manusia yang terdiri dari Mahasiswa, Non State Organitation (NSO), Penyintas dan Masyarakat Sipil, berkumpul di Tugu Adipura, Bandar Lampung, dengan menggunakan kaos hitam serta payung yang bertuliskan sejumlah tuntutan dari para masa aksi yang hadir.

Dalam tuntutannya, peserta aksi meminta Pemerintahan Jokowi untuk menuntaskan sejumlah pelanggaran HAM yang terjadi di Lampung, menolak RKUHP yang saat ini menjadi asal mula dari berbagi gerakan masa di Indonesia, dan meminta ruang demokrasi bagi Rakyat Indonesia.

Diketahui Aksi Kamisan merupakan Ruang Demokrasi yang dimulai di Jakarta, sejak tahun 2007, dan di Lampung Gerakan Kamisan Lampung sudah berjalan selama 12 kali, yang di Ikuti Berbagai Elemen Masyarakat.

Mahasiswa Universitas Haluoleo Kendari, Sulawesi Tenggara meregang nyawa saat mengikuti demo menolak RUU KUHP di Kompleks DPRD Kendari. Kabid Humas Polda Sultra AKBP Harry Golden Hart membenarkan adanya mahasiswa yang tewas, demonstran yang tewas adalah Randi Mahasiswa Haluoleo. Sementara itu, keluarga korban menuntut keadilan dan meminta jenazah korban di autopsi.

Korban tewas bernama Randi Mahasiswa Universitas Haluoleo. Ini terlihat dari video yang didapat Radar Lampung TV dari akun YouTube Telolet Esport dengan alamat https://www.youtube.com/watch?v=3x1yhecfyyg.

Kepolisian memastikan personel yang mengamankan demo di Sulawesi Tenggara, termasuk kendari tidak membawa peluru karet dan peluru tajam dan hanya menggunakan gas air mata. Sementara, keluarga Randi menuntut keadilan, Randi merupakan Mahasiswa Fakultas Perikanan Universitas Halu Oleo dan berasal dari Desa Lakarinta, Kecamatan Lohia, Kabupaten Muna. Warga dan pihak keluarga histeris mendengar kabar Randi tewas tertembak peluru. Belum ada keterangan resmi dari aparat terkait hal ini.

Keluarga korban menyayangkan penggunaan peluru dalam pengamanan aksi demonstrasi, keluarga Randi keberatan dan meminta jenazah di autopsy. Mewakili pihak keluarga, Pj. Kepala Desa Lakarinta, La Ode Alfin, meminta pertanggung jawaban dari pihak mana pun yang menyebabkan Randi meninggal. Keluarga meminta autopsi dilakukan agar terungkap penyebab tewasnya randi, jenis peluru dan institusi pemilik peluru. (Ren/Rie)