Scroll untuk membaca artikel
Unik dan Viral

Jomblo Merapat, Ada ‘Pasar Pengantin’ Bulgaria, Garansi Calon Masih Perawan Uang Kembali

59
×

Jomblo Merapat, Ada ‘Pasar Pengantin’ Bulgaria, Garansi Calon Masih Perawan Uang Kembali

Share this article
Suasana di Pasar Pengantin Bulgaria (Foto : Tangkapan Layar)

Informasi berikut sangat bermanfaat bagi para jomblo di seantero dunia, terutama yang sudah tidak tahan dengan kesendirian. Mendingan nabung dari sekarang, pasalnya di  Gypsy Bride Market yang ada di kota Stara Zagora Bulgaria ada pasar yang sangat unik.

Ya adalah Pasar pengantin di Bulgaria merupakan salah satu keunikan yang bisa kamu temui saat mengunjungi negara di benua eropa ini.

Pasar pengantin atau Gypsy Bride Market ini termasuk tradisi yang sudah ada selama ratusan tahun milik 18 ribu komunitas semi-nomaden Roma yang dikenal sebagai Kalaidzhi.

Puluhan gadis muda telah dipertontonkan di hadapan calon suami di pasar pengantin Bulgaria di mana keluarga miskin dapat mengatur pernikahan yang menguntungkan secara finansial untuk anak-anak mereka.

Jika seseorang mengunjungi kota Stara Zagora di Bulgaria pada hari Sabtu pertama Puasa Kristen Ortodoks, dia akan tercengang melihat seluruh kota sibuk dengan perayaan.

Di sini, calon pengantin aktif berpakaian, memakai banyak maskara, dan mengenakan perhiasan mencolok, sepatu hak tinggi, dan rok mini untuk memikat calon suami mereka ke pasar.

Budaya komunitas Kalaidzhis, yang secara tradisional mencari nafkah sebagai pandai tembaga, tanpa keraguan telah menarik perhatian media dengan kepercayaan dan adat istiadatnya.

Orang berkumpul di sana untuk menari, minum dan makan bersama sambil berbincang-bincang. Tempat ini juga dikenal sebagai Pasar Pengantin Kaum Sinti.

Ibu-ibu yang berpakaian meriah juga mendampingi putri-putri mereka karena mereka bangga telah mencapai usia di mana mereka berhasil mematuhi tradisi masyarakat mereka.

Komunitas ini berpindah ke Bulgaria dan negara-negara lain di Eropa Timur sekitar abad ke-12 hingga ke-14 dan biasanya tinggal jauh satu sama lain di desa-desa.

Para gadis dan wanita tidak diizinkan untuk bertemu atau berkencan dengan anggota pria lainnya.

Di keluarga Kalaidzhi, keperawanan gadis-gadis hingga hari pasar sangat diutamakan karena harganya yang tinggi yang dapat mereka negosiasikan; jika tidak, wanita yang bukan perawan akan dijual dengan harga lebih rendah. Gadis-gadis dari komunitas ini hanya diizinkan bertemu dengan pria di pasar melalui keluarga mereka.

Bahkan ada semacam garansi dari orang tua untuk anaknya yang masih perawan, jika setelah menikah terbukti sudah tidak perawan makan 100 persen uang kembali.

Ini dikarenakan wanita dalam komunitas ini tidak diizinkan berkencan, karena remaja dilarang bertemu tanpa kehadiran orang dewasa. Namun, dengan kemajuan teknologi, gadis-gadis ini sekarang terhubung melalui media sosial.

Pernikahan di luar kelompok ini dianggap tabu karena akan menghambat pertumbuhan komunitas. Bahkan dalam sebuah artikel disebutkan bahwa di pasar pengantin, “pria tidak membeli seorang istri, tetapi keperawanannya”.

Di dalam komunitas, ada tradisi untuk menikahkan putri mereka antara usia 16 dan 20 tahun. Gadis-gadis tersebut berhenti sekolah di kelas 8 dengan keyakinan bahwa mereka akan diculik oleh calon suami jika tidak.

Pria menghabiskan sekitar $7.500 hingga $11.300 (sekitar Rp 6,19 juta hingga Rp 93,38 juta) setelah melalui putaran negosiasi, dan pesta pernikahan jauh lebih sederhana karena keuangan sangat ketat, tetapi harga dikatakan masih naik untuk wanita muda yang cantik dengan banyak calon suami.

Dikutip dari Daily Mail, pasar pengantin ini diadakan empat kali setahun pada berbagai hari libur keagamaan selama musim semi dan musim panas. (*)