radartvnews.com – Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI Siti Nurbaya mengatakan, konservasi juga dapat diartikan sebagai pengembangan wilayah dan pemanfaatan suatu wilayah. Konservasi menawarkan keindahan dan keunikan tantangan alam. Dirirnya juga menyebutkan, di Indonesia jumlah konservasi sekitar 556 dengan bentang luas 27 juta hektar. Terdapat 52 unit yg seperti Taman Nasional Way Kambas, Taman Wisata 118 unit, 28 unit tahura se-Indonesia, salah satunya Wan Abdurahman
” Saat ini terdapat 90 Type ekosistem yang menyebar di Indonesia. Keanekaragaman hayatinya pun beragam. Terdapat 27.500 jenis tumbuhan berbunga, 515 jenis mamalia , 781 Reptil dan ampibi seperti buaya serta 1.539 jenis burung dan 25% nya adalah ikan laut.
Ditegaskan pula perhatian dunia terhadap konservasi di Indonesia begitu besar. “Terbukti setiap harinya saya hampir menerima 5000 email dari seluruh dunia menanyakan proses kemajuan konservasi di Indonesia khususnya kepada empat satwa asli Indonesia. Yakni Orang Utan, Badak, Gajah dan Harimau Sumatera. Ke-empat satwa ini menjadi perhatian dunia, ini menjadi pentingn karena begitu banyak perhatian masyarakat dunia terhadap kelestarian satwa dan ekosistem. Hal tersebut bukanlah main-main. Selain ini menjadi kebanggaan kita juga merupakan tugas wajib kita untuk menjaga kelestariannya”,tutupnya.
Dalam puncak peringatan Hari Bakti Rimbawan ke-34 dan Hari Hutan Internasional Tahun 2017, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Siti Nurbaya berkesempatan juga melepasliarkan beberapa hewan yang dilindungi, serta menaman bibit mangroove bersama dengan pejabat lainnya.
Sekolah Usaha Perikanan Menengah (SUPM) Negeri untuk di Sumatera sendiri terdapat di tiga Provinsi yaitu Nangroe Aceh Darussalam, Sumatera Barat dan Lampung, untuk total di Indoensia Sekolah Usaha Perikanan Menengah (SUPM) Negeri terdapat sembilan sekolah sejenis.
Dalam kesempatan yang sama Sekretaris Daerah Provinsi Lampung Sutono mengatakan, “Lampung memiliki Taman Nasional yang mewakili hutan hujan tropik dataran rendah yaitu Taman Nasional Way Kambas. TNWK memiliki Pusat Konservasi Gajah (PKG) dan Rumah Sakit Gajah (RSG) satu-satunya di Indonesia, selain itu juga terdapat Suaka Rhino Sumatera (SRS) sebuah penangkaran semi in-situ yang berhasil melahirkan badak sumatera berjenis kelamin jantan bernama Andatu tahun 2012 dan berjenis kelamin betina bernama Delilah tahun 2016. Pada tahun lalu TNWK masuk menjadi ASEAN Heritage Park ke-36.
“Hal tersebut menjadikan Pak Gubernur Ridho Ficardo terus berkomitmen dan berusaha untuk menjaga dan melestarikannya. Sumberdaya alam, hutan dan lingkungan menjadi perhatian dan fokus yang disandingkan secara bersama dalam upaya pengembangan pariwisata alam, melalui Program Ayo ke Taman Nasional. Hal ini sejalan dengan tagline Pariwisata Lampung The Treasure of Sumatera, dan Wonderful Indonesia se bagai tagline Pariwisata Indonesia,” ujar Sekdaprov.
Ditegaskan pula oleh Sutono, saat ini terdapat 154 Kelompok dalam Program Hutan Kemasyarakatan (HKm) yang mengelola 126.920,91 hektar, 22 Desa dalam Program Hutan Desa (HD) yang mengelola 2.197 hektar, serta 8 Koperasi dan 5 Kelompok Tani dalam Program Hutan Tanaman Rakyat (HTR) yang mengelola 20.159 hektar, serta 52 Kelompok dalam Program Kemitraan yang mengelola 18.862,04 hektar.
Program Perhutanan Sosial merupakan bentuk pemberdayaan masyarakat dalam mengelola hutan di bawah koordinasi Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH). “Provinsi Lampung juga telah membentuk Kelompok Kerja Percepatan Perhutanan Sosial (Pokja PPS) yang membantu penyelenggaraan Perhutanan Sosial di Provinsi Lampung”, ujarnya. (Rls)