Kisah berawal dari 12 orang dari golongan Ansar, kaum munafik yang dipimpin Abu Amer al-Rahib yang tinggal di kota Syam. Abu Amer al-Rahib adalah orang yang menolak ajakan Nabi Muhammad SAW untuk masuk Islam dan malah berusaha melawan Islam bersama kaum musyrik Mekkah dalam Perang Uhud.
Saat pembangunan dimulai, kelompok ini mengklaim bahwa mereka telah membangun masjid baru untuk orang sakit dan kaum miskin yang tidak dapat mendirikan salat di Masjid Quba.
Dalih membangun masjid ini jugalah yang menjadi alasan golongan ini menolak berpartisipasi dalam pertempuran Tabuk.
Alih-alih membantu umat muslim melawan Romawi, Abu Amer al-Rahib diam-diam meminta rakyatnya untuk membuat pangkalan dan menyiapkan senjata kekuatan dengan dukungan Heraklius kaisar Romawi Timur atau Kekaisaran Bizantium yang berkuasa antara tahun 610-641.
Tujuannya, menggagalkan misi Nabi dalam pertempuran Tabuk dan mengusir Rasulullah dan para sahabat dari Madinah seperti yang dia janjikan pada Heraklius.
Setelah pembangunan masjid, Abu Amer al-Rahib dan para pendirinya menghadap Rasulullah. Dalam tipu muslihat itu, mereka meminta Nabi untuk berdoa di sana sebagai simbol pembukaan masjid ini agar mereka diberkati.
Namun saat itu Nabi SAW yang dalam persiapan pertempuran ke Tabuk menunda permintaan mereka hingga setelah kembali dari perjalanan.
Ketika Nabi SAW kembali dari Tabuk, dia mencapai tempat bernama Dhi Awan (atau Arwan) di dekat Madinah. Di sana, ayat 107 dan 108 dari Surah At-Taubah diturunkan.