Bukan cuma peristiwa duka, proses pencarian data-data sebagai bahan kelengkapan penyusunan desertasi hingga bertarung dengan rasa bosen sekaligus jenuh diakui menjadi bagian dari tantangan.
Tak terkecuali mengharuskan dirinya untuk terjun langsung ke lapangan menyambangi desa-desa, untuk bersosialisasi dengan berbagai macam karakteristik masyarakat demi memperoleh data-data bahan disertai. “Alhamdulillah respons masyarakat baik, karena memang birokrasi ini baru dimulai 2014, hingga cukup menjadi polemik bagi masyarakat desa, sehingga ini perlu disampaikan ke desa,” sambung dia.
Lebih lanjut penelitian desertasi ini diharapkan Nitaria menjadi dasar pedoman, untuk urusan birokrasi desa menggalang pemerintah desa. Misalnya, membuat peraturan desa hingga membentuk keputusan desa.
“Pemerintah daerah perlu mengetahui, membina, dan mengawasi desa dalam urusan birokrasi. Tentunya dapat dilakukan dengan konsep good village governance,” ujar dia.

Sekretaris Penguji disertai, Prof Dr. Muhammad Akib mengucapkan selamat atas gelar doktor disandang Nitaria Angkasa. Ia pun berharap, desertasi ini dapat dikembangkan dan diimplementasikan keilmuannya pada dunia pendidikan hingga urusan pemerintah desa.
Menurutnya, desertasi ini sangat penting dalam rangka pembangunan ke depan. Itu seiring gagasan pemerintah untuk mengembangkan pembangunan dari desa ke kota.
“Selamat kepada Doktor Nitaria Angkasa, beliau tetap waktu lulus dengan masa studi 3 tahun 4 bulan. Gagasan-gagasan desertasi ini dapat memperkuat pembangunan desa ke depan, hingga jangan sampai tanggungjawab pembangunan desa disalahgunakan,” pungkas Prof Muhammad Akib. (*)