Di sini para ulama berbeda pendapat. Ada tiga pendapat :
[1] Hukuman mati gugur dengan taubatnya.
[2] Taubat tidak diterima, dan hukuman mati harus diberlakukan.
[3] Taubatnya diterima dan hukuman mati harus tetap dijalankan.
Pendapat ketiga inilah insyaallah yang paling kuat. Sebagaimana dipilih oleh Syaikhul Islam al-Harrani rahimahullah, dan dikuatkan oleh Syekh Ibnu’Utsaimin rahimahullah, beliau menyatakan,
Dalam masalah ini ada tiga pendapat ulama. Namun pendapat yang paling kuat, taubatnya diterima dan tetap berlaku hukuman mati. (Liqo’ al-Bab al- Maftuh 5/53)
Hal ini karena:
[1] Taubat hanya dapat mengugurkan dosa pelaku dengan Allah.
Allah telah menjanjikan akan memaafkan kesalahan hamba-Nya yang bertaubat jujur.
Katakanlah, “Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri! Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sungguh, Dialah Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang. (QS. Az-Zumar : 53)
[2] Adapun dosanya kepada Nabi, ini yang kita tidak tahu apakah Nabi akan menuntutnya atau memaafkannya di hari Kiamat kelak.
Mengingat tidak adanya dalil tegas yang menerangkan pemberian maaf dari Nabi untuk orang-orang yang menghinanya. Yang ada malah dalil tegas menunjukkan hukuman mati bagi penghina Nabi?. Sebagaimana dijelaskan salam hadis dari Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu ‘anhu, beliau menceritakan,
Ada seorang wanita Yahudi menghina Nabi?, dan mencela beliau. Kemudian orang ini dicekik oleh seorang sahabat sampai mati. Namun Nabi? menggugurkan hukuman apapun darinya. (HR. Abu Daud 4362 dan dinilai Jayid oleh Syaikhul Islam)
Karenanya, hukuman mati tetap berlaku dalam rangka untuk menyelesaikan dosanya kepada Nabi?.
[3] Hukuman seperti ini, dapat memberikan efek jera bagi yang lain.
Agar tidak menyepelekan kehormatan baginda yang mulia Rasulullah?. Menghina beliau, sama saja menghina ajaran suci yang dibawanya.
Siapa yang Berhak Menegakkan Hukuman?
Islam mengajarkan kepada penganutnya, untuk menyerahkan persoalan hukum seperti ini, kepada pihak yang berwenang. Dalam hal ini pemerintah. Main hakim sendiri, akan menimbulkan kegaduhan, kekacauan dan kerusakan yang lebih besar.