Scroll untuk membaca artikel
Bandarlampung

Ratusan Hewan Di Lampung Ikuti Suntik Rabies, Simak Ciri-Ciri Hewan Terjangkit Rabies

1815
×

Ratusan Hewan Di Lampung Ikuti Suntik Rabies, Simak Ciri-Ciri Hewan Terjangkit Rabies

Share this article
VAKSIN RABIES : Ratusan hewan kucing, anjing dan kera mengikuti vaksinasi rabies. (Foto Karantina Indonesia Lampung)

BANDARLAMPUNG : Sedikitnya ada 300 ekor hewan kesayangan menjalani vaksinasi rabis dalam peringatan World Rabies Day (WRD), yang dihelat di Taman UMKM, Jalan Gatot Subroto, Bandarlampung, 30 September 2023. Para pemilik kucing, anjing dan kera mengikuti program, kampanye global Hari Rabies Sedunia, sebagai upaya meningkatkan kesadaran masyarakat akan pencegahan dan pengendalian penyakit rabies.

Kegiatan ini dipelopori oleh Karantina Pertanian Lampung, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan) Provinsi Lampung, Dinas Pertanian Kota Bandar Lampung dan Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia Cabang Lampung.

Even langka ini mendapat dukungan dari asosiasi, perusahaan, dan NGO sebagai upaya pencegahan dan pengendalian penyakit rabies di Bandarlampung. Termasuk sebagai bentuk Komunikasi, Edukasi, dan Informasi (KIE) bagi warga akan bahaya penyakit rabies serta cara pencegahan penyakit zoonosis tersebut.

”Rabies merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus dari genus lyssavirus menyerang sistem syaraf, membuat penderitanya menjadi lebih sensitif terhadap cahaya maupun angina,” kata Donni Muksydayan, Kepala Balai Karantina Indonesia Lampung.

Dijelaskanya, penyakit ini dapat menular dari hewan ke manusia atau bersifat zoonosis dengan tingkat kematian hampir mencapai 100%. Saat ini, rabies menyebabkan kematian 59 ribu orang per tahun di dunia, mayoritas korban adalah anak-anak di bawah usia 15 tahun.

”Di Indonesia kematian akibat penyakit rabies pada tahun 2022 mencapai 102 orang,” jelasnya.

Kenali Gejala Rabies

Untuk mencegah atau mengurangi terjadinya risiko kematian akibat penyakit tersebut, maka kita harus mengenali gejala yang timbul pada hewan tertular. Hewan tertular rabies biasanya menunjukkan satu dari dua tipe gejala.

Pertama adalah tipe gila, yaitu hewan terinfeksi akan mudah terprovokasi, lebih sensitif, waspada, pupil mata melebar, tidak mengenal rasa takut, dan dapat menyerang hewan lain atau manusia dan objek yang bergerak. HPR biasanya akan menelan benda asing seperti kotoran, batu, kawat, besi kandang maupun benda keras lainya. Gejala ini akan berlanjut menjadi inkoordinasi syaraf, kemudian mati setelah mengalami paralisis.

Kemudian, tipe diam yakani mengalami kekakuan pada bagian tubuh. Biasanya dapat dilihat dari kekakuan bagian rahang bawah, mulut menganga, produksi air liur berlebihan, dan tidak bisa menelan.

”Tipe ini, tidak menunjukkan gejala gila maupun galak, dan sangat jarang untuk menggigit. Gejala ini dapat berlanjut menjadi paralisis pada seluruh tubuh, koma, dan mati setelah beberapa jam kemudian,” sambungnya.

Pencegahan utama dari penularan penyakit rabies dengan memberikan vaksinasi pada HPR. Hewan telah divaksin akan memiliki antibodi yang digunakan untuk melawan virus rabies apabila masuk ke dalam tubuh.

Tingginya lalulintas HPR antar pulau tentu menjadi perhatian tersendiri agar hewan kesayangan yang dibawa tidak membawa penyakit sangat mematikan ini.

Dijelaskanya beberapa persyaratan wajib dipenuhi dalam melalulintaskan HPR antar pulau adalah harus dilengkapi dengan sertifikat veteriner dari daerah asal hewan.

”HPR telah dilakukan vaksinasi rabies, dibuktikan dengan buku vaksin rabies, dilakukan uji titer antibodi terhadap rabies yang menunjukkan masih protektif, tidak berasal dari daerah yang sedang terdapat wabah, dan dilaporkan kepada Petugas Karantina di tempat pengeluaran atau pemasukan untuk dilakukan tindakan karantina,” urainya.

Pihaknya mengajak masyarakat untuk bersama cegah penyakit rabies dengan melakukan pengecekan kesehatan rutin HPR, melakukan vaksinasi rabies serta melaporkan kepada Petugas Karantina jika akan melalulintaskan hewan rentan rabies di tempat pemasukan maupun pengeluaran. (*)