Scroll untuk membaca artikel
BandarlampungPolitik

Ridho-Bachtiar Kembangkan 7 Potensi Kejayaan Pertanian

15
×

Ridho-Bachtiar Kembangkan 7 Potensi Kejayaan Pertanian

Share this article

radartvnews.com– Perhatian Muhammad Ridho Ficardo dan Bachtiar Basri dalam pengembangan pertanian di Provinsi Lampung, ternyata sangat banyak. Sedikitnya ada 7 keberhasilan yang dicapai Ridho-Bachtiar di bidang pertanian. Ketujuh keberhasilan tersebut berlatarbelakang dari kejelian dan kemampuan manajerial keduanya dalam mengembangkan pertanian Lampung. Ridho-Bachtiar dinilai mampu mengkoordinasikan seluruh stakeholder dunia pertanian, bahkan membangkitkan spirit pertanian Lampung.

Keberhasilan atau Kejayaan pertanian Lampung yang pertama adalah Provinsi Lampung merupakan lumbung pangan nasional. Tahun 2016, Provinsi Lampung menargetkan produksi padi naik satu juta ton atau meningkat dari 3,3 juta ton menjadi 4,3 juta ton. Dengan kondisi ini Lampung berjaya menempati peringkat terbaik ke-4 surplus padi se- Indonesia. “Ini berkat kerja keras semua pihak, terutama petani,” ujar Ridho dalam berbagai kesempatan. Tahun 2016 ini juga Lampung mampu mengirim beras sebanyak 30.000 ton hasil produksi petani Lampung ke Medan, Aceh, Riau dan Jambi. Sungguh suatu prestasi yang membanggakan karena dalam sejarah sebelumnya hal ini belum pernah terjadi.

Kejayaan kedua adalah diterapkannya distribusi pupuk berpola billing system di Provinsi Lampung. Ini dimulai pertengahan Maret 2017. Ridho menilai pupuk adalah darahnya pertanian. Oleh sebab itu, dengan distribusi pupuk billing sistem diharapkan berbagai kendala pupuk teratasi. Ridho menuangkan komitmennya dalam dalam Pergub Lampung Nomor 99 Tahun 2016 Tentang Pola Distribusi Pupuk Bersubsidi Sektor Pertanian di Provinsi Lampung. Sebelumnya sistem billing ini telah di uji coba di Lampung Selatan, meski terdapat beberapa kendala namun ternyata cukup berhasil dan di minati masyarakat.

Kejayaan ketiga, Ridho dinilai optimal dalam melakukan regenerasi pertanian. Dengan menggandeng Perhiptani, maka diberikan beasiswa bagi putra-putri petani. Pemikiran untuk mempertahankan SDM pertanian juga dilakukan Kementerian Pertanian melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP). Mereka juga menyiapkan Program Aksi Regenerasi Petani/Sumber Daya Manusia (SDM) Pertanian. Program tersebut untuk mencari bibit-bibit petani muda yang mampu menguasai teknologi pertanian serta memiliki kompetensi di bidang informasi pertanian.

Kejayaan keempat, Ridho melakukan revitalisasi Pertanian, yang dikaitkan dengan Perikanan, dan Kehutanan. Ini merupakan salah satu dari “Triple Track Strategy” untuk mengatasi kemiskinan, pengangguran dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Hasilnya, memang sangat mengejutkan. Provinsi Lampung menjadi daerah yang pertumbuhan ekonominya di atas rata-rata nasional.

Kelima, Ridho banyak melakukan inovasi pertanian yang melibatkan penta helix pembangunan seperi akademisi, dunai usaha, pemerintah, masyarakat (petani) dan media massa. Inovasi produk pertanian mutlak melibatkan banyak unsur karena produk pertanian Lampung akan memasuki era hilirisasi. Ini juga menjadi langkah maju prioritas pengembangan industri pertanian Lampung.

Keenam, Lampung terus mengembangkan kejayaan pengolahan lahan tidur dan lahan kering. Salah satunya, Seksi Pengembangan Lahan Kering UPTD Holtikultura Dinas Pertanian Provinsi Lampung di Kecamatan Pekalongan Lampung Timur. Di lahan kering ini, banyak pernelitian dan uji coba yang dilakukan. Pengembangan lahan tidur mengarah pada peningkatan produktivitas pertanian. Bukan itu saja, sarana dan prasarana pendukung juga terus dikembangkan Ridho, termasuk rehabilitasi irigasi.

Ketujuh, Lampung terus mengembangkan kelembagaan perekonomian petani. Di tengah perkembangan BUMDes di pedesaan yang pesat, maka kelembagaan pertanian juga diperkuat. Ridho pernah mengungkapkan berdasarkan data Bank Indonesia Lampung, NTP (Nilai Tukar Petani) Lampung pernah tertinggi secara nasional. Namun, hal ini harus diimbangi dengan penguatan posisi tawar petani. Diakui, masih banyak petani yang terjebat rentenir akibat lemahnya posisi tawar itu. Oleh sebab itu, dibutuhkan kelembagaan usaha petani yang kuat. Lampung memiliki tujuh Badan Usaha Milik Petani (BUMP). Pengembangan badan usaha petani ini dirintis M.S. Joko Umar Said. (TIM)