Scroll untuk membaca artikel
Lampung Wawai

Sahlan Syukur Tanamkan Pancasila Di Desa Terpapar Radikalisme

4
×

Sahlan Syukur Tanamkan Pancasila Di Desa Terpapar Radikalisme

Share this article

LAMPUNG SELATAN- Kegiatan sosialisasi Pembinaan Ideologi Pancasila dan Wawasan Kebangsaan kembali di gelar oleh masing – masing wakil rakyat DPRD Provinsi Lampung di daerah pemilihan nya. Sahlan Syukur salah satunya yang menggelar kegiatan sosialisasi pembinaan Ideologi Pancasila dan Wawasan Kebangsaan (IPWK) di Desa Fajar Baru, Lampung Selatan, Sabtu (6/8).

Kepala Desa Fajar Baru, M Agus Budiantoro, menjelaskan bahwa ada benih penyebaran paham radikal di desanya. Ia meminta agar narasumber kegiatan membedah persoalan radikalisme dalam konteks kebangsaan.

“Di desa kami ada benih-benih, meski masih kecil alangkah baiknya kita semua melakukan pencegahan sebelum terlalu banyak yang terpangaruh. Lebih jelasnya tolong nanti narasumber bedah, agar masyarakat Desa Fajar Baru lebih paham,” ujar dia.

Menanggapi hal tersebut, Sahlan Syukur menjelaskan bahwa tanda-tanda penyebaran paham yang bertentangan dengan ideologi pancasila sudah disadari sejak dulu oleh pemerintah Indonesia.

“Itu sudah disadari sejak lama. Karena memang penyebarannya terjadi diberbagai daerah, baik dalam kelompok besar ataupun kecil. Bedanya dahulu itu tidak mengancam keberagaman dan persatuan, kalau sekarang kan mereka terang-terangan menolak ideologi bangsa dan ingin merubah sistem negara. Bahkan kelompok-kelompok itu memecah kerukunan umat dengan cara yang tidak mencerminkan islam itu sendiri,” tegas Sahlan.

Sementara itu, Ustaz Suparman Abdul Karim (Forum Koordinasi Penanggulangan Terorisme Lampung) selaku narasumber menjelaskan bahwa masyarakat harus hati-hati terhadap kelompok yang ingin memecah belah persatuan.

“Ada kelompok-kelompok tertentu yang ingin merusak ketentraman. Membandingkan negara dengan agama. Padahal agama dan negara bukanlah sesuatu yang bisa dibandingkan,” jelasnya.

Ia juga menegaskan, bahwa tidak ada satupun dalil Al-quran dan hadits yang menyarankan atau memerintahkan untuk menegakkan negara khilafah.

Dilain sisi, Nur Prima Qurbani (Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Lampung), menjelaskan bahwa pancasila merupakan sebuah instrumen yang dapat mencegah perpecahan di tengah masyarakat.

“Butir-butir pancasila merupakan panduan terbaik dalam bernegara. Jadi ibu dan bapak harus kontrol anaknya, baik dalam pergaulan dan di sekolah, sebab sekolah dan perguruan tinggi jadi tempat penyebaran paham radikal yang cukup masif,” jelasnya.

Pada momentum menyongsong hari kemerdekaan ke 77 tahun ini, masyarakat di minta untuk menyambutnya dengan suka cita. Masyarakat di minta untuk memasang bendera merah putih sebagai simbol Negara Kesatuan Republik Indonesia.(wok/san)