BANDARLAMPUNG- Pelajaran bahasa Inggris yang tidak menjadi muatan wajib di sekolah dikhawatirkan berdampak bagi dunia pendidikan dalam menghadapi era globaliasasi.
Akademisi Unila Dr. M, Thoha B. Sampurna Jaya, M.S mengatakan selama ini sudah banyak yang melaksanakan serta banyak tenaga pendidik dengan latar belakang pendidikan bahasa Inggris.
Ini akan berdampak kepada nasib para tenaga pendidik yang sudah terlanjur mengajar bahasa Inggris.
Selain menurut Thoha lebih baik mata pelajaran bahasa Inggris tetap ada karena di era globalisasi kemampuan berbahasa asing khususnya bahasa Inggris akan sangat dibutuhkan.
“Berbicara tentang kualitas sistem pendidikan yang ada di Provinsi Lampung, kualitas pendidikan saat ini masih belum merata dan banyak didominasi dengan sekolah yang ada di Kota Bandarlampung. Namun telah mengalami peningkatan, yakni mulai banyak sekolah diluar kota bandarlampung yang lebih unggul seperti contohnya sekolah yang ada di Kota Metro,” ujar Thoha.
Thoha berharap pemerintah dari masing-masing kabupaten/kota dapat berkomitmen untuk melakukan pemerataan kualitas sistem pendidikan sehingga tidak terjadi migrasi pelajar masuk ke Kota Bandarlampung.
“Untuk meningkatkan kualitas sistem pendidikan, tidak hanya kualitas akademik saja namun dibutuhkan fasilitas yang mendukung,” imbuhnya.
Akademisi Unila berharap, agar RUU Sisdiknas saat ini perlu dipikirkan kembali bagaimana kelengkapan dari beberapa hal yang banyak menjadi perbincangan masyarakat luas. Kemudian Kementrian perlu meningkatkan keterlibatan masyarakat dalam RUU Sisdiknas nantinya.(dis/san)