Scroll untuk membaca artikel
BandarlampungLampung Wawai

Hotspot Turun Tapi Karhutla Meningkat, Way Kambas Diambang Lautan Api

16
×

Hotspot Turun Tapi Karhutla Meningkat, Way Kambas Diambang Lautan Api

Share this article
Kebakaran hutan dan lahan di Lampung tahun 2022 mencapai 7.564 hektar. Kawasan Way Kambas paling mendominasi

BANDARLAMPUNG- Kebakaran hutan dan lahan di Lampung tahun 2022 mencapai 7.564 hektar. Kawasan Way Kambas paling mendominasi. .

Dinas Kehutanan Lampung mencatat, tahun 2022 kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Provinsi Lampung, mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan kejadian pada tahun 2021.

Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Lampung Yanyan Ruchyansyah mengatakan, karhutla yang terjadi pada tahun 2021 seluas 3.541 hektar, sementara Karhutla yang terjadi pada tahun 2022 seluas 7.564 hektar.

Menurutnya, kejadian karhutla ini memang didominasi di kabupaten Lampung Timur, di Taman Nasional Way Kambas (TNWK). Dan ini yang biasanya sering terjadi di daerah padang alang-alang.

Yanyan menjelaskan, karhutla di provinsi Lampung secara umum tidak berada dalam kondisi yang mengkhawatirkan seperti daerah lain. Selain itu titik Hotspot juga, di Lampung menunjukkan adanya tren penurunan. Namun, untuk kejadian kebakaran sendiri tahun 2022 memang ada peningkatan.

Yanyan merincikan, untuk data titik hotspot pada tahun 2021 di provinsi Lampung berjumlah 3.345 titik. Dimana daerah terbanyak yaitu Way Kanan 669 titik, Tulang Bawang 641 titik, Lampung Utara 543 titik.

Sementara untuk waktu kejadian tertinggi terjadi di bulan juli ada 83 titik, sedangkan untuk bulan terendah ada di januari hanya satu titik. Untuk waktu kejadian yaitu siang hingga sore hari.

Selanjutnya untuk data hotspot pada tahun 2022 ada 2.953 titik. Dimana daerah terbanyak ialah Lampung Selatan 1.065 titik, yang sebagian besar kejadian di wilayah gunung anak krakatau, kemudian di Way Kanan 536 titik, Tulang Bawang 375 titik.

Selanjutnya di Lampung Timur ada 352 titik, dan untuk waktu kerjadian tertinggi yaitu di bulan juli sampai dengan september, bulan terendah di januari dan waktu kejadian sendiri siang hingga sore hari.

Menurut Yanyan, dalam rangka pengendalian karhutla di Lampung, telah terbit surat edaran (SE) Gubernur Lampung tentang antisipasi pencegahan dan penanggulangan karhutla, yang ditunjukkan kepada bupati dan walikota.

Selain itu, telah diterbitkan surat edaran (SE) kepala dinas kehutanan provinsi Lampung, yang ditujukan kepada kepala UPTD KPH atau Tahura, serta para pemegang izin pengelolaan hutan di provinsi Lampung.

Selain itu, posko aktif memantau hotspot melalui satelit nooa 18, tera, aqua yang dilakukan setiap hari melalui deteksi hotspot atau titik panas website. Lalu bersiaga dan mengintensifkan koordinasi, ke instansi terkait dengan sebaran hotspot di berbagai daerah.

Kemudian, meningkatkan sistem peringatan dini ke seluruh kabupaten, serta patroli pencegahan kebakaran hutan dan lahan di daerah rawan kebakaran hutan atau yang terpantau di satelit.(jps/san)