BANDARLAMPUNG : Kini industri fintech lending atau akrab disebut pinjaman online (pinjol) menjadi alternatif bagi warga untuk mendapatkan dana segar secara cepat. Baik memenuhi kebutuhan darurat, gaya hidup (konsumtif), hingga modal usaha.
Akses dan persyaratan mudah tanpa agunan atau jaminan, menyebabkan warga berbondong-bondong klik aplikasi pinjol. Kemudahaan ini menyebabkan nilai transaksi pinjol naik drastis. Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bulan April 2023 mencatat 10 provinsi dengan jumlah tertinggi utang pinjol.
Khusus warga Lampung menempati peringkat 9 besar, dengan nilai pinjaman mencapai Rp829 miliar, serta jumlah rekening penerima 321 ribu.
Kepala OJK Provinsi Lampung Bambang Hermanto kepada Radar Lampung TV menyebutkan saat ini tren pinjaman fintech Peer to Peer Lending (pinjol yang diawasi OJK) merupakan ketersediaan alternatif pembiayaan.
”Digunakan oleh masyarakat dalam memenuhi kebutuhan pendanaan baik untuk konsumtif maupun kegiatan sektor produktif,” jelas Kepala OJK Lampung.
Jumlah utang ini di luar lembaga jasa keuangan yang ada selama ini seperti melalui perbankan, multifinance, lembaga keuangan mikro, modal ventura dan PNM/Pegadaian.
Berikut Peringkat Provinsi Dengan Utang Pinjol Terbesar :
Provinsi Jumlah Pinjaman Jumlah Rekening
- Jawa Barat Rp13,57 triliun 4,68 juta
- DKI Jakarta 10,35 triliun 2,38 juta
- Jawa Timur 6,23 triliun 2,07 juta
- Banten 4,38 triliun 1,43 juta
- Jateng 3,98 triliun 1,92 juta
- Sumut 1,38 triliun 591 ribu
- Sulsel 1 triliun 359 ribu
- Sumsel 1 triliun 399 ribu
- Lampung 829 miliar 321 ribu
- Jogjakarta 764 miliar 393 ribu
Sumber Otoritas Jasa Keuangan April 2023
Khusus Lampung, nilainya fantastistotal outstanding pinjaman online di Lampung mencapai Rp 829 miliar dan diperkirakan tembus 1 triliun rupiah, hingga Juli ini.
OJK Lampung mencatat terjadi peningkatan cukup signifikan masyarakat mengajukan Fintech Lending.
aBambang Hermanto mengatakan, secara year on year (yoy) ada peningkatan sekitar Rp 251,03 miliar atau 44 persen dari data pinjol periode bulan Mei tahun 2022.
”Terjadi peningkatan cukup signifikan, bulan Mei 2022 outstanding pinjaman tercatat Rp 569,51 miliar, kemudian meningkat menjadi Rp 820,54 miliar pada bulan Mei 2023,” kata Bambang Hermanto. (*)