Terpisah, Kepala Bidang Daya Tarik Wisata Kawasan Konservasi TMSBK, Rinaldi Irwan mengungkapkan, setiap tahunnya TMSBK ikut memperingati Global Tiger Day. Pengunjung yang datang diberi informasi umum tentang Harimau Sumatera dengan harapan ikut melindungi habitat Harimau Sumatera.
“Tahun ini kita berkolaborasi dengan Yayasan Jejak Harimau Sumatera. Antusias pengunjung sangat baik,” ucapnya.
Selain berfoto dengan harimau dari balik kandang kaca, kata Rinaldi, pengunjung juga ikut menandatangani petisi jaga dan lindungi Harimau Sumatera.
“Ada juga orang asing yang ikut tanda tangan petisi tadi,”tutup Rinaldi.
Sejarah Hari Harimau Sedunia (Global Tiger Day)
Peringatan Hari Harimau Sedunia pertama kali diputuskan dan diperkenalkan pada tahun 2010 dalam International Tiger Summit atau Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Harimau Internasional setelah ditemukan fakta dalam seabad ini, 97 persen populasi harimau di seluruh dunia telah menghilang dan hanya tersisa sekitar 3.000 ekor saja.
Berdasarkan catatan yang ada, harimau hanya dapat ditemukan di 13 negara di dunia antara lain, Rusia, India, Nepal, Bhutan, Cina, Bangladesh, Vietnam, Myanmar, Indonesia, Malaysia, Thailand, Kamboja, dan Laos.
Khusus di Indonesia, dari tiga Subspesies yang dimiliki sebelumnya, kini hanya Harimau Sumatera yang tersisa. Di Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya, Harimau Sumatera merupakan satwa yang dilindungi.
IUCN Redlist menyatakan status Harimau Sumatera saat ini, critically endangered atau kritis alias terancam punah. Kendati begitu, banyak yang berharap semoga Harimau Sumatera tidak mengikuti jejak saudaranya dari tanah Bali dan Jawa yang telah dianggap punah. (*)