Vaksinasi BCG (untuk penyakit TBC) tahun 1973
Vaksinasi tetanus toksoid tahun 1974
Imunisasi difteri, pertusis, tetanus (DPT) tahun 1976
Vaksinasi polio dimulai tahun 1981
Vaksinasi polio tahun 1991
Vaksinasi Hepatitis B tahun 1997
Vaksinasi Covid-19 tahun 2020
Vaksinasi HPV tahun 2016
Vaksinasi Rubella dan Haemophilus Influenza tipe B (HIV) tahun 2017
Selain untuk pencegahan, vaksinasi dilakukan pemerintah merupakan upaya melindungi rakyat dari wabah penyakit mematikan.
Jika melihat kembali ke belakang, upaya perlindungan pemerintah dapat dilihat dengan aksi Kementerian Kesehatan mengkampanyekan penanggulangan luar biasa untuk mencegah difteri anak selama 3 putaran (sejak Desember 2017 – akhir tahun 2018).
“Tahun 2018, pemerintah menggelar Outbreak Responses Immunization atau ORI. Aksi upaya penanggulangan luar biasa difteri bertujuan meningkatkan kekebalan masyarakat. Program ini menyasar bayi berusia 1 tahun sampai dengan anak berusia kurang dari 19 tahun,” ujar dr. Reisa Broto Asmoro, Jubir Satgas COVID-19 dan Duta Adaptasi Kebiasaan Baru dalam dalam Dialog Juru Bicara Pemerintah dan Duta Adaptasi, beberapa waktu lalu.
Selain melakukannya secara massal, Indonesia mengenal pemberian vaksin secara rutin, yang bisa diakses seluruh anak Indonesia di seluruh penjuru NKRI. Pemberian vaksin ini lebih dikenal dengan istilah imunisasi oleh seluruh lapisan masyarakat di Indonesia.
“Kalau imunisasi rutin diberikan pada anak di umur tertentu. Misalkan pemberian Hepatitis B yang baru diberikan kepada bayi baru lahir. Saat-saat tertentu kita bisa memberikan imunisasi secara bersamaan, massal, dikampanyekan, seperti yang akan diberikan pada COVID-19 nanti,” terang dr. Jane Supardi, Pakar Imunisasi dalam forum sama.












