Scroll untuk membaca artikel
Featured

Geliat Sekolah Adat Arus Kualan : Perjalanan Melestarikan Budaya, Memberdayakan Masa Depan di Hari Masyarakat Adat Internasional

9
×

Geliat Sekolah Adat Arus Kualan : Perjalanan Melestarikan Budaya, Memberdayakan Masa Depan di Hari Masyarakat Adat Internasional

Share this article
melestarikan adat dan alam sekitar

Membentuk Masa Depan Lebih Cerah

Selsi siswa Sekolah Adat Arus Kualan

Yayasan Arus Kualan menjadi kekuatan pendorong di balik pendidikan transformatif ini, Dengan komitmen untuk memberdayakan generasi muda, yayasan ini memupuk impian dan aspirasi, seperti yang dilakukan Selsi dan Elis.

Plorentina Dessy, Pendiri Sekolah Adat Arus Kualan, mengungkapkan rasa bangganya, “Melihat Selsi dan Elis menjalankan peran mereka sebagai guru dan duta, memberi kami harapan untuk masa depan. Mereka mewakili hati dan jiwa dari misi Arus Kualan.”
Kedua siswa ini, sekarang juga guru yang dibanggakan, adalah katalisator budaya. Mereka menginspirasi harapan dan dedikasi pada generasi berikutnya, mewariskan kearifan yang diperoleh di sekolah.

Bersama Arus Kualan, masyarakat Dayak telah menemukan kunci melestarikan warisannya sambil merangkul masa depan yang berkelanjutan. “Bersama Arus Kualan, saya menemukan akar saya, tujuan saya. Sekarang, sebagai seorang guru, saya bertekad menjaga warisan kami tetap hidup untuk generasi yang akan datang,” ujar Elis.

 

Dengan individu-individu yang berdedikasi seperti itu, jantung budaya Dayak akan terus berdenyut kuat, dipupuk oleh kearifan Arus Kualan. Perjalanan mereka adalah bukti kekuatan pendidikan dan pelestarian budaya.

Plorentina Dessy berharap Arus Kualan dapat menjadi model bagi masyarakat adat di negara lain, khususnya di kawasan Asia Tenggara, di mana modernisasi menjadi ancaman signifikan bagi kelangsungan hidup dan identitas budaya masyarakat asli.

Dessy juga bercita-cita jika berhasil diadopsi oleh masyarakat adat di negara lain, program serupa di sekolahnya dapat memperoleh perlindungan dan dukungan dari pemerintah daerah.

 

“Seiring upaya kami untuk melestarikan warisan budaya dan memberdayakan masyarakat adat, Arus Kualan berdiri sebagai mercusuar harapan. Semoga model kami dapat menginspirasi dan melindungi budaya asli di Asia Tenggara dan sekitarnya, mengatasi tantangan modernisasi sambil menghargai identitas dan tradisi.” ujar Dessy.