RADARTV : Bukan akibat dimutilasi atau dimangsa ikan predator lautan. Empat jasad tanpa kepala yang ditemukan di Pesisir Lampung dipastikan bukan korban pembunuhan mutilasi. Kepala empat orang meninggal dunia (MD) itu bukan pula akibat dimangsa ikan selama terapung di lautan.
Untuk diketahui, selama kurun waktu 1 bulan, terdapat penemuan empat orang tanpa kepala. Masing-masing dua di perairan Tanggamus dan dua lainnya di perairan Lampung Selatan.
Kali pertama seorang pria ditemukan di Pantai Cuku Gayu, oleh warga Kampung Teluk Balak, Kecamatan Pematang Sawa, Kabupaten Tanggamus, pertengahan Agustus 2023. Dengan kerusakan akibat pembusukan mencapai 80 persen. Selain tanpa kepala, jari tangan dan jari kaki dalam kondisi raib.
Kali kedua, Tim gabungan Basarnas Pelabuhan Bakauheni, Lampung Selatan mengevakuasi mayat berjenis kelamin laki-laki di Pantai Penobaan, Tanjung Tua, Bakauheni, Rabu 6 September 2023.
Penemuan ketiga, selang 12 jam kemudian terjadi pinggir pantai Desa Pematang Pasir, Kecamatan Ketapang, sekira pukul 21.00 WIB. Kemudian jasad keempat sekira beberapa jam kemudian di lokasi yang tak terlalu jauh.
Identitas Jasad Tanpa Kepala Terungkap
Melalui tes DNA atau deoxyribonucleic Acid atau tes genetika, dilakukanlah pencocokan antara korban MD dan keluarganya. Hasilnya diketahui identitas tiga dari empat mayat itu diketahui identitasnya.
“Tiga dari empat jenazah merupakan nelayan cumi-cumi asal Indramayu, Jawa Barat yang kapalnya tenggelam akibat kecelakaan di laut tanggal 21 Agustus 2023 sekira pukul 10.00 WIB,” kata Kombes Mardi Sudarman, Kabid Dokkes Polda Lampung.
Jasad dua nelayan adalah Kasdi dan Tarsoni, kakak beradik, anak dari Kayim. Sampel DNA Kayim cocok dengan Kasdi dan tarsoni. Ketiga adalah Agus Sutanto, DNA pembanding milik Sri Adinda cocok dengan milik korban
”Satu jenazah lagi belum dapat dipastikan identitasnya. Dari sampel DNA keluarga yang dicocokkan, belum ada yang sesuai dengan mayat keempat tersebut,” jelasnya.
Bukan Dimutilasi atau Dimangsa Ikan
Terkait kondisi korban tanpa kepala dan sejumlah organ seperti kaki dan tangan. Dijelaskan oleh Mardi, hilangnya organ seperti kepala, kaki dan tangan disebabkan peristiwa alami yakni proses pembusukan akibat air laut.
Bagian anggota tubuh tertentu yakni kepala, tangan, dan kaki terputus dan hilang dari tubuh utama. Jadi bukan karena asumsi mutilasi atau dimangsa ikan.
“Akibat proses pembusukan normatif oleh air laut menyebabkan organ tubuh terputus. Jadi bukan mutilasi,” tegasnya.
Sejauh ini, belum ada konfirmasi dari keluarga korban untuk memindahkan dan menguburkan jenazah. Jenazah masih berada di RSUD Bob Bazar Kalianda, dan RSUD Batin Mangunang Kotaagung.
Yakin 100 % Korban adalah Keluarganya
Kayim merasa yakin 100 % bahwa dua korban tanpa kepala merupakan keluarganya. Kayim terus menangis begitu mendapati informasi penemuan mayat tanpa kepala di perairan Provinsi Lampung.
Pria 60 tahun ini asal Desa Ilir, Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu, Provinsi Jawa Barat itu bukan tanpa sebab. Kaos yang dipakai salah satu korban bertuliskan Mamae Zahra Mimie Artha itu identik dengan kaos milik putranya.
Kayim lantas menghubungi hotline orang hilang Polres Lampung Selatan. Dia mengonfirmasi jika dua mayat itu adalah anaknya, dengan cara mengirimkan gambar sama terkait kaos yang digunakan korban.
Kedua korban merupakan nelayan cumi-cumi asal Indramayu yang mengalami kecelakaan kapal. Anaknya bersama sejumlah kru KM Bintang Mutiara Jaya dinyatakan hilang usai kapal tenggelam di Perairan Karawang, Subang pada 21 Agustus 2023, usai dihantam ombak besar. Dari 12 ABK, 9 nelayan dinyatakan hilang, sisanya 3 orang selamat.
Kayim menyatakan dua di antaranya adalah anaknya, yaitu Kasdi (36) dan Tarsoni (25). “Saya sudah ikhlas karena anak saya bekerja di laut, itulah risiko yang harus dihadapi,” ujarnya.
Hasil Tes DNA Identik
Kayim bersama keluarga lain ABK KM Bintang Mutiara Jaya diundang polisi untuk menjalani tes DNA di RS Bhayangkara Indramayu.
Selanjutnya, hasil tes tersebut dicocokan dengan tes DNA dari mayat tanpa kepala yang ditemukan di Lampung. ”Saya yakin 100 persen, kalok yang pakai kaos itu adalah anak saya, namanya Kasdi,” sambungnya.
Kapolres Lampung Selatan, AKBP Yusriandi Yusrin, mengonfirmasi informasi dari hotline kepolisian. “Informasi tersebut benar berdasarkan kaos yang dikenakan oleh salah satu Mister X,” kata Yusriandi.(*)