Radartvnews.com- Tenaga pendidik seharusnya memberikan bimbingan kepada muridnya dengan baik, namun tidak dengan salah satu oknum guru di salah satu pondok pesantren di Kecamatan Tegineneng, Kabupaten Pesawaran.
Oknum guru berinisial D diduga telah melakukan penganiayaan terhadap salah satu santri berinisial MJ lantaran tidak memilih cabang olahraga yang diajarnya. Mirisnya, oknum guru ini tega menginjak dan menampar bagian leher korban.
Melalui sambungan telpon, Ahmad Holip selaku juru bicara orang tua MJ mengatakan, berdasarkan keterangan keponakannya peristiwa terjadi pada Minggu, 8 Agustus 2021.
Pihaknya mengetahui kejadian ini saat orang tuanya usai membayar administrasi, lalu bertemu dengan buah hatinya. Namun kondisinya murung dan dekat telinganya lebam. Akhirnya anaknya cerita soal kejadian dan langsung membawa pulang untuk berobat dan visum.
Selanjutnya Ahmad Holip mengatakan bahwa pihak pesantren telah melakukan upaya tabayyun ke pihak keluarga pada Kamis (12/8) siang. Dari hasil tabayyun itu pihak ponpes menyampaikan bahwa telah memberikan skorsing hingga batas waktu yang belum ditentukan terhadap oknum guru.
Mereka juga berharap persoalan dapat diselesaikan secara kekeluargaan, namun karena persoalan ini sudah masuk ke Polres Pesawaran, maka proses perdamaian akan dimediasi di Polres Pesawaran.
Sementara Kabid Perlindungan Penanganan Kekerasan Anak (Dinas PPPA) Pesawaran Rakhmadia Agustin mengatakan bahwa pihaknya telah menemui pihak pondok pesantren dan hasilnya pihaknya sedang tabayyun tahap ke dua dan sedang menunggu hasilnya.
Pihaknya berharap dapat segera bertemu dengan korban untuk memberikan pendampingan psikologis dan sebagainya. Ia juga menekankan, kepada pondok pesantren dan sekolah di pesawaran harus ramah anak jangan sampai terjadi kekerasan.
Wartawan Radar Lampung TV mencoba melakukan konfirmasi terkait peristiwa tersebut ke pihak pondok pesantren pada Kamis (12/8) pagi, namun tak ada satu pun pihak manajemen yang bersedia untuk diwawancarai dengan alasan sedang melakukan tabayyun ke rumah korban. Begitu juga saat dihubungi hingga berita ini ditayangkan, tidak ada jawaban.(win/san)