Scroll untuk membaca artikel
EkonomiFeaturedMetro

Menikmati Indah Pelangi Usaha Ultra Mikro Pasar Kreatif Metro

25
×

Menikmati Indah Pelangi Usaha Ultra Mikro Pasar Kreatif Metro

Share this article
PASAR KREATIF TEJO AGUNG : Aktivitas cikal bakal terbentuk dan tumbuhnya ekosistem usaha Ultra Mikro (UMi), di Kelurahan Tejo Agung, Kota Metro.

Pasar Kreatif Bak Jamur Di Musim Hujan Dengan Badai Pandemi

Berjalan memasuki kawasan Pak Tejo di RT 06, RW 02 Kecamatan Metro Timur, di pertengahan Maret 2021, ini seraya menapaki sebuah lorong kebahagian, penuh semangat dan optimisme.

Tidak ada tanda tanda jika ekonomi bangsa ini sedang terpuruk. Warna warni payung dengan corak pelangi sebagai pertanda penggagas dan penghuninya juga berhati cerah.

Senyum ramah khas penjaja aneka kuliner ini adalah pembedanya.

Konsep Pasar Kreatif ini muncul dari gerakan gotong royong dan pemberdayaan warga, membuat sebuah pasar dengan sajian berbagai olahan kreatif.

Kombinasi sajian kuliner dan nonkuliner. Termasuk desain tata ruang yang instragramable atau kekinian.

Selain Pasar Kreatif Tejo Agung. Di belahan Kota Metro lainnya juga muncul sentra sentra ekosistem usaha Ultra Mikro.

Ada Pasar Yosomulyo Pelangi disingkat menjadi Payungi di Kelurahan Yosomulyo.

Kemudian ada Jamur Sawah atau kepanjangan dari Jajanan Murah pinggir Sawah, di Kelurahan Mulyojati.

DAYA TARIK : Konsep pemberdayaan usaha Ultra Mikro (UMi) yang sangat kreatif mengikuti kondisi kekinian.

Seluruh Pasar Kreatif di Kota Metro ini benar benar menyuguhkan keunggulan kreatifitas para penggagasnya.

Untuk Jamur Sawah adalah Pasar Kreatif yang mengambil view kawasan persawahan yang membentang di area Rukun Warga (RW) 01.

Realisasinya adalah berangkat dari big dream seorang tokoh perempuan kampung tersebut.

Suwarni namanya. Dia adalah guru sekaligus Kepala SD Negeri 4 Metro Timur. Nyaris setiap hari, saat hendak beraktivitas selalu melintasi berhektar hektar yang membentang.

Sementara mayoritas warga memiliki profesi sebagai petani, dengan masa panen dua kali dalam satu tahun.

Saat pandemi Covid-19, menyebabkan ekonomi keluarga semakin sulit dikarenan lama menanti panen dan terlalu banyak mager atau malas gerak.

”Siapa sih yang tidak tertarik, sarapan enak, harga murah, dan makanya di tengah tengah suasana ndeso yakni persawahan yang indah,” ujar Suwarni.