Scroll untuk membaca artikel
Religi

Kisah Penggembala Biri-biri yang Suka Berbohong dan Serigala Versi Kitab Mutholaah

1093
×

Kisah Penggembala Biri-biri yang Suka Berbohong dan Serigala Versi Kitab Mutholaah

Share this article
Grafis Orami

Pada hari berikutnya si pemuda Kembali menggembalakan biri-birinya ke padang rumput di puncak bukit. Saat sedang santai duduk di gubuk sambil melihat hewan ternaknya memakan rumput. Tiba-tiba dari balik pepohonan muncul sekawanan Serigala yang datang menghampiri hewan gembalanya.

 

Alangkah kaget si pemuda melihat kedatangan Serigala. Tak pelak hal itu membuat pemuda si penggembala ketakutan dan berteriak minta tolong. Dengan suara lantang si pemuda berteriak “Tooloonng…Ada Serigala…Tolong…Tolong Ada Serigala….Tolong..Tolong Ada Serigala” jerit si pemuda ketakutan.

 

Penduduk Desa yang sedang di ladang di kaki bukit mendengar teriakan pemuda si penggembala hanya diam tak bereaksi apapun. Mereka meyakini bahwa si pemuda akan kembali mencoba membohongi mereka seperti sebelumnya. Teriakan pemuda si penggembala biri-bir pun tak digubris oleh penduduk yang mendengar teriakannya dan memilih kembali berkebun di ladang milik mereka.

 

Melihat tak ada satupun penduduk yang datang menolongnya pemuda si penggembala lari terbirit-birit meninggalkan hewan ternaknya yang habis di makan kawanan serigala dan meminta bantuan penduduk yang berada di sekitar.

 

Sesampainya di hadapan penduduk pemuda si penggembala menceritakan bahwa hewan ternaknya sudah habis di makan serigala dan tak satupun yang datang menolong. Salah satu penduduk kemudian berkata “Itulah akibat dari kebohonganmu yang akhirnya kamu rasakan sendiri, tak ada lagi yang percaya kepadamu”

—————————————-

Kisah pemuda si pengembala biri-biri dan Serigala ini diceritakan dalam versi Bahasa Arab berjudul Arroo’i wa-adzdzi’bu yang Artinya Penggembala dan Serigala.

 

Dari kisah ini kita dapat mengambil i’tibar atau contoh bahwa kebohongan dapat mengakibatkan kerugian bagi diri kita sendiri, bahkan kebohongan dianggap sebagai pangkal semua Dosa.

 

Dimana sesungguhnya kejujuran melahirkan keberkahan dan kebaiakan pada pelakunya, sedangkan kebohongan menyelamatkan sementara dan menghancurkan selamanya. Pembohong pada hakikatnya hanyalah membohongi dirinya sendiri bukan membohongi orang lain.