Scroll untuk membaca artikel
Lampung Wawai

Gubernur Arinal Tuding Truk Over Tonase Penyebab Kerusakan Jalan di Lampung

34
×

Gubernur Arinal Tuding Truk Over Tonase Penyebab Kerusakan Jalan di Lampung

Share this article
MERUSAK JALAN : Minimnya pengawasan dan tindakan dari Dinas Perhubungan menyebabkan banyak truk over tonase melintas bebas di Provinsi Lampung. (Foto Net)

BANDARLAMPUNG : Gubernur Lampung Arinal Djunaidi menyatakan penyebab kerusakan jalan didominasi oleh banyaknya truk angkutan barang kelebihan tonase.

Salah satunya adalah kendaraan angkutan hasil panen kelapa sawit. Angkutan kelapa sawit si perusak jalan ini  milik perusahaan besar dan petani perorangan.

Gubernur berpendapat, Pemprov Lampung dibuat kewalahan atas kenyataan ini. Kerepotan itu karena kondisi jalan di Provinsi Lampung yang cepat rusak.

Kerusakan jalan akibat proses distribusi buah sawit. Arinal Djunaidi menilai, kendaraan angkutan kelapa sawit kerap melebihi tonase jalan raya.

“Itu (over tonase) itu yang membuat jalan rusak. Kalau sudah begini yang salahkan pemerintah,” kata Arinal Sabtu 5 Agustus 2023.

Gubernur mengaku geram atas fenomena itu. Salah satu solusi tegas adalah gubernur meminta perbankan untuk tidak memberikan kredit usaha rakyat (KUR) kepada pelaku usaha komoditas kelapa sawit. “Perbankan jangan kasih KUR sawit,” tegas Arinal.

Mantan sekdaprov ini menyatakan penolakan pengajuan KUR untuk komoditas kelapa sawitv tidak terlalu beresiko.

“Jikalau di Riau, Kalimantan, Jambi betul, tapi kan bukan untuk seluruh Indonesia industri sawit itu. Kelapa sawit bukan syarat tumbuh di sini,” tegasnya.

Pihaknya mengaku sudah membicarakan masalah ini kepada pemerintah pusat. Sejauh ini belum ada ketegasan dari pemerintah pusat.

Di tempat terpisah, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Lampung menyebutkan komoditas kelapa sait menjadi komoditas pertanian nomor satu terbesar dalam pembiayaan KUR.

Sejauh ini, belum ada tindakan tegas dari Dinas Perhubungan Provinsi Lampung. Dishub merupakan OPD teknis yang seharusnya serius menangani masalah ini. Dishub seperti terlena dan tidak memiliki program penertiban kenedaraan over kapasitas. (*)