Scroll untuk membaca artikel
Featured

Geliat Sekolah Adat Arus Kualan : Perjalanan Melestarikan Budaya, Memberdayakan Masa Depan di Hari Masyarakat Adat Internasional

86
×

Geliat Sekolah Adat Arus Kualan : Perjalanan Melestarikan Budaya, Memberdayakan Masa Depan di Hari Masyarakat Adat Internasional

Share this article
melestarikan adat dan alam sekitar

Menjaga Warisan melalui Advokasi Lingkungan

mengenalkan pelestarian hutan

Selama beberapa generasi, orang Dayak sangat menghargai tanah mereka, memandang setiap pohon, sungai, dan makhluk hidup sebagai bagian dari identitas mereka. Arus Kualan menanamkan cinta dan rasa hormat terhadap alam kepada para siswanya.

Hilangnya hutan di Kalimantan mengancam pengetahuan tradisional dan cara hidup masyarakat adat. Karena sangat bergantung pada hutan untuk makanan dan sumber daya, berkurangnya hutan membahayakan kesejahteraan dan ikatan budaya. Upaya konservasi mendesak dan praktik berkelanjutan sangat penting untuk melestarikan hutan Kalimantan dan menjaga warisannya untuk generasi mendatang.

Di tengah tantangan deforestasi dan perubahan iklim, fokus Arus Kualan pada pengelolaan lingkungan menjadi sangat penting. Sekolah ini mengintegrasikan ajaran konservasi ke dalam kurikulumnya. Siswa terjun ke alam melalui trek hutan dan pengamatan satwa liar sehingga menumbuhkan apresiasi yang mendalam atas keterkaitan semua makhluk hidup.

Selsi dan Elis memahami pentingnya menjaga hutan mereka untuk pengobatan tradisional dan kesejahteraan masyarakat. Arus Kualan memberdayakan mereka untuk menjaga warisan budaya dan lingkungan untuk masa depan yang berkelanjutan.

Selsi berkomentar, “Semakin saya belajar tentang alam, semakin saya merasa terhubung dengan akar budaya kita. Arus Kualan telah mengajari saya bahwa kita adalah penjaga lingkungan kita, dan merupakan tanggung jawab kita untuk melindunginya demi generasi mendatang.”

Elis juga menambahkan, “Saya percaya bahwa kita memegang kunci untuk menjaga warisan budaya dan lingkungan kita. Melalui pengalaman langsung dengan keajaiban alam, kita dapat menumbuhkan apresiasi yang mendalam terhadap tradisi kita dan keterkaitan semua makhluk hidup.”

 

Gerakan Literasi: Pemberdayaan Melalui Pendidikan

mengenalkan literasi kepada anak di pedalaman

Menyadari bahwa literasi adalah pintu gerbang menuju pengetahuan dan pemberdayaan, Arus Kualan sangat menekankan pada pembangunan keterampilan membaca dan menulis. Dengan cara ini, siswa dapat mengungkapkan pemikiran dan aspirasi mereka secara efektif. Arus Kualan berupaya membekali mahasiswanya dengan sarana untuk menjadi komunikator yang percaya diri dan pemikir kritis.

Mereka menggelar kelas literasi bagi anak-anak untuk belajar membaca, menulis, bahkan bahasa asing dan komputer. Kelas-kelas ini dirancang untuk membangkitkan rasa ingin tahu dan memperluas wawasan siswa, memungkinkan mereka terhubung dengan dunia luar. Melalui literasi, Arus Kualan memberdayakan siswanya menjadi peserta aktif dalam masyarakat global, di mana komunikasi dan pemahaman tentang berbagai perspektif adalah kuncinya.

Selsi dan Elis mencontohkan potensi transformatif dari pendidikan ini. Saat mereka menggali keunggulan akademik, mereka menabur benih pelestarian budaya. Kesuksesan mereka menjadi bukti jalinan jalinan warisan budaya dan pertumbuhan pribadi yang dipupuk di Arus Kualan.