Pertumbuhan perekonomian mulai bergeliat. Berdasarkan data PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) atau BCA mencatatkan nasabah tajir sebanyak 205.000 atau 205 ribu orang hingga semester I 2023. Jumlah nasabah tersebut berasal dari pemilik rekening BCA Solitaire dan Prioritas.
EVP Wealth Management BCA Ugahary Yovvy Chandra menuturkan, total nasabah tajir di BCA Solitaire mayoritas berasal dari kalangan baby boomer dan Gen X.
“Total nasabah tajir kurang lebih sekitar 205 ribu. 60 persen nasabah BCA Solitaire berasal dari baby boomer dan Gen X,” ujar dia dalam konferensi pers, Rabu (23/8/2023).
Sedangkan, untuk nasabah BCA Prioritas berasal dari baby boomer dan juga Gen X dengan perbandingan 50:50.
Di samping itu, nasabah BCA Prioritas kalangan milenial dan Gen Z juga sudah mulai meningkat.
Salah satu faktor yang memengaruhi peningkatan nasabah BCA Prioritas kalangan milenial dan Gen Z menurutnya karena orang tua mereka sudah memberikan uang miliknya.
BCA dan entitas anak membukukan peningkatan total kredit yang solid baik secara kuartalan (QoQ) maupun tahunan (YoY). Pertumbuhan kredit terjadi di seluruh segmen, baik kredit untuk bisnis maupun konsumsi.
Lalu siapa Baby Boomer dan Gen X yang kini banyak mendominasi Nasabah Rekening Jumbo BCA serta Generasi Milenial dan Gen Z yang mulai banyak menjadi nasabah BCA Prioritas.
Dikutip dari Laman Wikipedia Istilah Baby boomers (seringkali disingkat sebagai boomers) adalah kelompok demografi menyusul generasi bisu dan mendahului generasi X. Generasi tersebut umum diartikan sebagai orang-orang yang lahir dari 1946 sampai 1964, pada masa ledakan kelahiran setelah Perang Dunia II. Istilah tersebut juga dipakai di luar Amerika Serikat namun penanggalan, konteks demografi dan identifikasi budayanya beragam. Kebanyakan baby boomers adalah anak-anak dari Generasi Terbesar atau Generasi Bisu dan biasanya orangtua dari Generasi X dan Milenial.
Di Dunia Barat, masa kecil para boomer pada 1950an dan 1960an mengalami reformasi signifikan dalam pendidikan, baik sebagai bagian dari konfrontasi ideologi yang menjadi Perang dingin dan sebagai kelanjutan dari periode antar-perang. Generasi baby boomer adalah generasi yang lahir pada tahun 1946 hingga tahun 1964. Dinamakan baby boomer, karena angka kelahiran bayi yang sangat besar seperti boom setelah berakhirnya Perang Dunia II.
Dilansir dari History, di Amerika Serikat saja ada 76,4 juta kelahiran dan membentuk hampir 40 persen dari populasi negara. Generasi baby boomer dinilai sebagai generasi yang membangun era setelah PD II, berkomitmen, kompetitif, pemimpin yang baik, terstruktur, loyal, pekerja keras, namun tidak suka dikritik.
Adapun Generasi X adalah generasi yang lahir sekitar tahun 1965 hingga tahun 1980. Generasi X sering disebut dengan baby bust dikarenakan penurunan angka kelahiran bayi yang signifikan dibandingkan generasi baby boomer sebelumnya.
Generasi X tumbuh di masa perkembangan teknologi yang sama sekali baru seperti handphone dan laptop, juga kesulitan ekonomi pada tahun 1980-an.
Generasi X dinilai sebagai generasi yang mandiri, pekerja keras, berorientasi pada karier, fleksibel, mahir dalam teknologi, logis, banyak akal, dan problem solver (pemecah masalah) yang baik.
Sedangkan Generasi Milenial atau Generasi Y merupakan generasi yang lahir sekitar tahun 1980 hingga tahun 1995 pada saat teknologi telah maju.
Generasi ini tumbuh di dunia yang telah mahir menggunakan media sosial dan juga smartphone sehingga otomatis mereka sangat mahir dalam teknologi.
Generasi milenial sering dinilai sebagai generasi yang malas karena sering bermain ponsel. Namun sebenarnya generasi milenial adalah generasi yang memiliki keingintahuan tinggi, percaya diri, dan merupakan generasi yang paling banyak membaca buku. Namun generai milenial sangat rentan terserang depresi serta gangguan kecemasan.
Terakhir Nasabah BCA terdiri dari Generasi Z, Generasi Z adalah generasi yang lahir sekitar tahun 1997 hingga tahun 2000-an.
Dilansir dari BBC, generasi Z adalah generasi yang masih muda dan tidak pernah mengenal kehidupan tanpa teknologi sehingga terkadang disebut sebagai i-gen.
Generasi Z dinilai sebagai generasi yang ambisius, mahir tentang hal digital, percaya diri, mempertanyakan otoritas, banyak menggunakan bahasa gaul, lebih sering menghabiskan waktu sendiri, dan rasa ingin tahu yang sangat tinggi. Namun Generasi Z rentan terkena depresi juga anxiety hingga perlu pengarahan. (*)