Scroll untuk membaca artikel
Hukum dan Kriminal

Warga Harus Waspada, Beredar Uang Palsu Rp100 Ribu Hasil Mutilasi

158
×

Warga Harus Waspada, Beredar Uang Palsu Rp100 Ribu Hasil Mutilasi

Share this article
WASPADA : Pelaku kejahatan mengedarkan uang mutilasi, berisi setengah lembar uang palsu dan uang asli, dengan nomor seri yang berbeda tentunya. (Foto Tangkap Layar)

MASYARAKAT luas harus semakin waspada dengan praktik peredaran uang palsu. Biasanya jelang tahun politik atau pemilihan umum, praktik mengedarkan uang palsu semakin meningkat, dengan modus beragam dan variatif.

Terbaru adalah praktik mengedarkan uang pecahan Rp100 ribu hasil ”mutilasi”.

Modus baru ini adalah pelaku menyobek uang palsu dan asli. Lalu ditempel dan disatukan dalam kondisi dipasangi perekat.

Jika tidak teliti maka warga bisa diperdaya karena nomor seri dalam gabungan selembar uang itu tentunya berbeda.

Dalam video viral yang beredar di grup pertemenan whatsapp berdurasi 57 detik itu dipertontonkan rekaman empat lembar uang pecahan Rp100 ribu.

Semuanya sudah dimutilasi. Separuh uang asli dan separuh lagi uang asli. Tentunya dengan nomor seri yang berbeda.

”Ini contoh uang mutilasi ya Mbak. Ini ada sambunganya,” kata seorang perempuan dalam video itu.

Sejauh ini belum diketahui lokasi dokumentasi video viral itu. Namun diduga uang mutilasi itu diterima di sebuah toko atau gerai.

”Coba perhatikan, terdapat perbedaan antara nomor seri uang sebelah kiri bawah dan kanan atas. Nah ini namanya uang palsu mutilasi,” timpal sang perempuan lawan bicaranya.

Terpisah, Direktur Eksekutif Departemen Pengelolaan Uang Bank Indonesia (BI) Suhaedi mengatakan, modus pemalsuan tersebut sangat jarang ditemukan di lapangan. Pasalnya, dibutuhkan modal besar untuk menjalankan aksi mutilasi uang.

“Pemalsuan uang dengan modus uang mutilasi jarang ditemukan. Kalau gagal hilang duitnya. Karena pelakunya harus punya modal,” ujarnya kepada wartawan di Gedung BI, Jakarta, Jumat 5 September 2023.

Menurutnya, oknum yang akan menjalankan praktik uang mutilasi tentunya harus memiliki modal besar. Sebab, pelakunya harus menyediakan pecahan uang sesuai kebutuhan untuk dimutilasi dan disambung dengan uang palsu.

”Namun faktanya ya, memang ada dan terjadi,” imbuhnya. (*)