Setelah menunggu sekian lama di ruang tamu. Akhirnya putranya turun dengan menggunakan PDH lengkap dan rapih. Dari situlah aksi penganiayaan terbongkar.
“Mungkin saja, bila tidak ada ada orang tua yang menjemput, anak kami belum pulang sampai larut malam, dan dak tau apa jadinya,” ujar salah satu ibu korban.
Menurut pengakuan dari salah satu korban, dirinya sudah diminta untuk bergabung menjadi anggota kontingen. Di dalam organisasi kontingen ini, senior berlaku bak raja dan semau-mau.
Misalnya, selalu minta dibelikan oleh-oleh, setiap habis masa libur dan pelesiran. Atau melakukan pekerjaan yang tak dimasuk akal.
“Anak saya pernah diminta malam-malam ke rumah seniornya. Ternyata sampai di rumahnya disuruh setrika baju senior,” ujar ibu purna praja dengan nada kesal. (*)