Rekan-rekan sesama siswa dan pengasuh memberikan pertolongan pertama dan menghubungi piket kesehatan. Pada saat pertolongan pertama, APT siuman dan mengaku pusing sebelum jatuh pingsan.
Beberapa saat kemudian, APT kembali pingsan hingga dibawa ke Instalasi gawat darurat (IGD) RS Bhayangkara pada pukul 14.00 WIB. Pelbagai upaya pertolongan sudah dilakukan dokter, namun pukul 14.45 WIB, APT dinyatakan meninggal dunia.
Keluarga Menolak Autopsi Di Lampung
Mengetahui informasi ini, keluarga besar di Sumatra Utara kaget. Mereka mengutus kerabat yang ada di Lampung untuk melihat kondisi APT. Keluarga menolak rencana RS Bhayangkara melakukan autopsy atas jasad APT.
Mereka memutuskan akan dilakukan autopsy mandiri di di RSUP Adam Malik di Medan. Selanjutnya hasil autopsi diserahkan kepada Polda Lampung.
Kecuriaan keluarga atas kejanggalan penyebab kematian ini semakin terbuka lebar. Saat keluarga menyaksikan sejumlah luka di bagian wajah yang dinilai tak wajar jika disebabkan terjatuh.
Pihak keluarga terus menggali informasi. Ada sejumlah senior polisi di SPN Polda Lampung yang dikabarkan melakukan penganiayaan dan penyiksaan. Seorang polisi berpangkat Brigadir telah dicurigai atas bagian dari penganiayaan dan penyiksaan. (*)