Komplotan ini juga membekali diri dengan senpi rakitan. Mereka tak segan menembak korban jika ada yang mendekat atau menghalangi perampokan.
Polisi terpaksa menembak kaki empat dari lima pelaku, karena berusaha kabur saat hendak diamankan.
Dijelaskan, ide membobol ATM ini bermula saat keempatnya bertemu dalam tahanan di Lapas II A Bangkinang, Riau. Setelah bebas, mereka bekerjasama membobol ATM.
“Jadi, dia ini kenalan di Lapas Bangkinang, Kenal lah mereka di situ, keluar, enggak ada duit, bergabung lagi mereka, main (membobol ATM),” jelasnya.
Ditambahkanya, para pelaku tidak hanya menyiapkan alat untuk membongkar, tapi juga menyiapkan senjata api rakitan untuk menghalau atau melukai orang-orang yang mencoba menggangu atau pun mencegah kejahatan ini berlangsung.
”Uang hasil rampok tadi dibagi dan dihabiskan untuk foya-foya, narkoba ada operasional selama pelarian dan melakukan aksi berikutnya,” pungkasnya. (*)
