Scroll untuk membaca artikel
Religi

Abah dan Umi Ponpes Riyadhus Sholihin, Anakmu Lulus Bintara TNI AD Angkatan 31

79
×

Abah dan Umi Ponpes Riyadhus Sholihin, Anakmu Lulus Bintara TNI AD Angkatan 31

Share this article
SUKSES : Pimpinan Ponpes Riyadhus Sholihin KH Ismail Zulkarnain saat video call bersama santri yatim bernama Farhan yang diterima Bintara ASD angkatan 31. (Foto Ponpes Riyadhus Sholihin)

Percakapan VC antara anak dan abah itu cukup menyayat hati. Sosok Ismail Zulkarnain merupakan abah (ayah dalam bahas Sunda,Red) bagi sedikitnya ratusan santri dengan latar belakang yatim piatu dan dhuafa.

Sedari awal, dirinya sudah berniat untuk mendirikan sebuah ponpes bagi anak yatim piatu, dan santri dengan latar belakang ekonomi sulit.

”Jadi paradigma kalo anak yatim piatu diibaratkan seperti gorengan di jual ke sana kemari itu salah. Itu adalah konsepo masa lalu. Menjual santri yatim piatu untuk kepentingan pribadi,” kata Ismail kepada radartvnwes.com.

Totalitas pembinaan dan pendidikan di Ponpes Yatim Piatu, Dhuafa, dan Tahfidzul Quran Riyadhus Sholihin Kota Bandarlampung patut menjadi contoh bagi pondok pesantren lainnya.

”Anak yatim, bagi Abah haruslah dimuliakan, dilayani, dipenuhi kebutuhan hidupnya,” paparnya.

Di ponpes yatim piatu ini, santri diberlakukan secara istimewa. Lantaran semua santri berlatar belakang dari keluarga miskin. Semua biaya pendidikan, sandang, dan pangan digratiskan.

”Bahkan biaya beli celana dalam, pembalut, pakaian, dan semua kebutuhan dipenuhi oleh pondok,” ujar Abah.

Santri tidak hanya berasal dari penjuru Provinsi Lampung. Banyak santri berasal dari Batam, Palembang, Banten, Jakarta, dan Nusa Tenggara Timur dididik dan dibina seperti anak sendiri.

”Coba cek, ada tidak ponpes yang seperti kami. Saat libur lebaran, santri diberi ongkos dan dibekali,” tandasnya.

Bahkan, pimpinan ponpes sudah memikirkan masa depan santri jika mereka sudah menyelesaikan pendidikan SMA. Untuk pendidikan SMP diselenggarakan internal pondok. Untuk pendidikan SMA, santri harus menempuh pendidikan umum di sekolah yang bekerja sama dengan ponpes.

”Selain ilmu agama  yang utama. Kami juga mengedepankan pendidikan Bahasa Arab dan Bahasa Inggris sebagai bekal pendidikan santri,” jelasnya.

Secara perlahan dan pasti, saat ini telah dibangun kompleks ponpes yang terbilang wah menyerupai hotel. Baik kualitas bangunan, dan juga kebersihan.

”Coba lihat, kita memperlakukan santri sebaik mungkin, mengangkat derajatnya. Karena mereka juga memiliki kemampuan dan masa depan yang sama dengan kita semua,” pungkas Abah. (*)